Pages

Saturday, November 5, 2016

Y.O.L.O (Part 1)


            Saya adalah orang yang cukup mudah untuk di brainwash. Apalagi jika hal yang saya dengar adalah baik menurut pandangan yang saya miliki. Tapi, mungkin ‘agak’ susah kalau soal pasangan haha. Anyway, topik kali ini bukan tentang pasangan tapi tentang perubahan cara pandang saya soal kesehatan.

                Kalau teman-teman pernah baca artikel saya sebelumnya yang berjudul “Eat, eat and wise” , saya sedikit membahas kalau saya cukup picky dalam memilih makanan.

                Saya adalah orang yang memiliki pipi yang tembem (chubby cheek). Entah seberapa kurus saya, namun pipi saya terlihat tetap diukuran itu. Ya antara senang sama engga sih, kata orang dengan pipi temben terlihat lucu. Tapi disisi lain, saya merasa tetap gemuk dengan pipi chubby.

                Well, timbangan badan saya paling gemuk pernah mencapai 60 kg ( Sekitar SMP/SMA) dengan tinggi badan 154cm. Bertambahnya usia, saya mulai memperhatikan penampilan saya. Sedikit demi sedikit saya mengurangi jumlah makanan yang saya makan, tapi tidak olah raga. Kalau kata mama, saya itu seperti yoyo gampang naik dan gampang turun berat badannya.

Diawal tahun 2014, saya join di salah satu pusat gebugaran (gym, red). Ya namanya awal baru bergabung, saya bisa 3-4 kali dalam seminggu untuk gym. Entah ikut kelas, atau hanya sekedar cardio dengan asumsi membakar kalori yang sudah dimakan selama seharian dan harapan ingin menjadi langsing. Kalau tidak salah saya memiliki berrat badan 50kg saat itu. Mungkin bagi teman-teman yang pernah bergabung di gym, awal masuk pasti mengukur berat badan dengan cukup detail : ada body fat, body mass dll. Dari hasilnya, saya harus menurunkan berat badan sekitar 6 kg untuk mendapatkan berat badan ideal. Buat Saya itu cukup berat. Beberapa bulan rajin gym, berat badan hanya turun 1kg. Dan kalau saya lagi ‘rakus’ berat badan saya akan naik dengan cepat dan kembali ke berat awal.

                Hingga di bulan November ditahun yang sama, saya melakukan diet mayo. 13 hari saya hanya makan-makanan yang sudah ditentukan. Tanpa garam, tanpa es, gula, Hambar!!! Berhasilkah saya menurunkan berat badan ?!? Ya berhasil. 3 kg yeayyyy.

                Mungkin dietnya berhasil dilakukan, yang susah adalah maintenance-nya. Apa yang harus saya makan, minum agar berat badan tidak kembali naik ? 2 minggu setelah diet, saya flu berat. Sekitar pertengahan November sampai pertengahan desember saya masih juga flu. Obat-obatan yang saya minum tidak kunjung membuat saya sembuh dari flu. Diawal desember, saat itu saya terbang ke Korea. Flu saya bertambah parah mungkin karena perbedaan suhu dan saat itu di Korea sedang winter. Hingga kembali ke tanah air, flu ini masih saja menggangu.

                Memutuskan untuk ke dokter. Surprisingly, dokter bilang kalau saya kena sinus dan alergi. What ?!?! selama ini saya tidak pernah pilek atau batuk lebih dari 1 bulan dan engga paham kenapa bisa terkena sinus. Dari penjelasan dokter sih karena saya flu lebih dari 1bulan dan badan saya tidak dalam keadaan fit sehingga flu ini tidak kunjung sembuh.

                Akhirnya saya berasumsi, apakah karena diet yang saya lakukan sebelumnya ? Sehingga keadaan kesehatan saya menurun ? Mungkin.
Apakah dietnya yang salah ? atau badan saya yang salah?

Saya rasa yang salah adalah TUBUH saya. Karena beberapa teman yang melakukan diet yang sama tidak mengalami hal yang saya alami. Mungkin ini bicara soal timing yang saya pakai untuk diet tidaklah tepat karena mungkin badan saya tidak sedang dalam keadaan baik. So, setelah itu saya tidak melakukan diet apapun lagi.

Apakah saya tetap gym ? Ya saya masih gym sampai sekitar bulan mei 2015. Namun, akhirnya saya keluar gym, selain karena saya mulai malas datang kesana dan tidak ada hal yang significant yang saya alami.

So, apa yang terjadi pada saya ?!?

To be continued