Pages

Sunday, September 9, 2018

Opening Ceremony Asian Games 2018

Tepat seminggu yang lalu pesta olah raga se-Asia berakhir. Siapa yang nonton opening ceremony dan/atau closing ceremony-nya juga?
Lalu, siapa yang masih ngerasain euforianya? atau malah masih terbayang-bayang sama aksinya Jojo buka baju? hmmm...

Nah, gue jadi salah satu yang masih ngerasain semarak Asian Games loh. Gimana nggak, timeline instagram masih diwarnai berbagai prestasi para atlit, panggung spektakuler lewat tangan Wishnutama & tim, penampilan para pekerja seni kreatif yang mempesona, bahkan meme yang bikin mesem-mesem sampai ngakak nggak berhenti.

Kemegahan panggung OCAS2018

Indonesia, tepatnya di Jakarta dan Palembang menjadi tuan rumah Asian Games ke-18. Gue bersyukur karena bisa menyaksikan secara langsung upacara pembukaan Asian Games yang dibuka tepat tanggal 18 Agustus 2018 di GBK. Dari info yang gue tahu harga tiket masuknya bisa seharga tiket pesawat pulang pergi Jakarta Korea lho. Harga tiket yang dijual mulai dari 750rb - 5jt, mahal ya?!? Tapi gue dapat secara gratis, rezeki anak baik (cek ceritanya di sini)

Beberapa bulan sebelum acara ini dibuka secara resmi, warga Jakarta khususnya, mengalami beberapa efek kemacetan, terutama yang di sekitaran Sudirman-Senayan. Dimulai dari penyempitan jalan, taman-taman yang dibangun sampai pemberlakuan ganjil-genap di akhir minggu. Gue sih seneng ya lihatnya, kapan lagi Jakarta bisa cantik, yakan? *semoga diikuti kelakuan cantik (baca: tidak merusak dan dipelihara).

Sekarang gue mau bahas seputar acara opening ceremony Asian Games 2018 #OCAG2018 dari sisi gue sebagai orang awam, masyarakat biasa dan bukan seorang ahli.

Ngantrinya ribet nggak?
Pukul 2.30 pm gue ketemu teman-teman yang lain di mall FX Sudirman. Setelah semuanya berkumpul, kami berjalan kaki ke GBK kemudian masuk melalui pintu 5. Apakah pintu yang dibuka hanya pintu 5? Nggak guys, pintu 7 juga dibuka. Gue masuk lewat 5 karena zona tempat duduk gue lebih dekat lewat pintu tersebut. Tau dari mana? Ada petanya kok.

Jangan tanya udah sepanjang apa antriannya. Puanjanggg. Eh tapi tertib loh, tumben? Benar tumben adalah kata yang cukup tepat mewakilinya. Para voulenteer berseragam orange sudah wara-wiri disekitaran. Mulai dari cek tiket dengan mata bolong, sampai menggunakan alat scan tiket. Nggak jauh setelah gue masuk, beberapa langkah ke depan, ada mesin yang biasa di pintu masuk mall itu lho (lupa namanya) jadi bisa ketauan kalian bawa barang apa saja. Karena salah satu sponsornya adalah Aqua dan Pocari sweat, maka kedua minuman tersebut yang boleh dibawa masuk. Lolos dong, gue bawa aqua soalnya haha. Sekitar 30 menit kemudian gue baru masuk ke kawasan GBK bagian dalam. 

Tiket masuk

Perjalanan menuju pintu gerbang (1)


Perjalanan menuju pintu gerbang (2)

Didepan gue ngomong bahasa Korea, dejavu deh, berasa masih di Korea

Perjuangan masih belum berakhir. Gue masih harus antri lagi di zona sesuai yang tertulis pada tiket. Bersyukurnya, para voulenteer menjalankan tugasnya dengan baik alias kalau ditanyain apa-apa info yang diberikan valid. Pada saat pemeriksaan oleh petugas, kali ini para polisi/polwan, gue kedapatan membawa sesuatu guys, sejenak gue bingung.

"Tolong minumannya semua dikeluarkan, tidak boleh dibawa masuk!"
"Lah?!?!?!?!?!"

Refleks aja gitu gue langsung komplain 
"Bukannya aqua dan pocari sweat boleh dibawa masuk, kan sponsor?!? Di pintu depan nggak disuruh dibuang kok!” Walaupun sebel karena dobel aturan tapi akhirnya gue manut deh. Bagusnya petugas masih dengan sopan menjelaskan.

“Dari info yang saya terima, tidak boleh membawa makanan dan minuman apapun ke venue. Di atas disediakan mini market. Jadi, bisa membeli minuman di sana."

Setelah gue masuk, kemudian berjalan menuju pintu dimana tempat duduk gue sudah tersedia sesuai tiket. Sebenarnya nggak sulit sih, karena setiap zona, lokasi tempat duduk sudah diberi nomor. Tapi..........................

"Dimanakah tempat duduk gue?" 

Setelah bertanya pada petugas, ternyata tempat duduk gue itu masuk ke dalam kategori tempat duduk undangan, agak bawah lokasinya. Berjalan menuju sana dan ternyata semua ditutup kain hitam. 

Loh kok ?!?!?!?!!?

Orang-orang yang bernasib sama dengan gue jumlahnya ratusan. Oke, kami akhirnya disuruh menunggu, sambil duduk acak di bangku yang belum terisi. Katanya akan dikonfirmasikan ke pihak pengurus tiket. Beberapa menit kemudian, lupa tepatnya berapa lama,  tapi lumayan lama sih, petugas tadi plus teman-temannya datang menghampiri kami sambil bilang begini.

"Untuk area tersebut ternyata memang ditutup dan tempat duduk dengan range no sekian sampai sekian dipindahkan ke bagian atas dengan duduk secara random."

What?!?!?!? Lah piye iki koordinasinya, tiketnya yang dijual gimana ini? tolong yah mas mbak petugas/penjual tiket atau apa ini gimana, malu ah acara begini koodinasinya minim! Untung gratis gaes, kalau beli bisa emosi dan kecewa dobel trobel.

Nggak mau buang waktu, dengan gerakan cepat gue lari, naik ke atas sesuai instruksi petugas tadi. And i found the best spot! i think. Duduk manis, tarik napas dalam-dalam, buang kekesalan dan siap merayakan :)

Kelas yang lain gimana ya? Gue sempet nonton beberapa vlog ternyata ada beberapa tiket dobel gitu di kelas vip. Wow kok bisa? Kalian bisa lihat salah satunya di vlog Kevin Hendrawan



yeah i'm readyyyyy

First Impress
“Apaan sih, kok dekornya biasa banget. Nggak terasa Asian Gamesnya deh.”

Oke, kesan pertama gue waktu lihat sekeliling stadion sepi hiasan. Hanya ada sebuah bulatan besar, ditengahnya ada sebuah gunung menjulang. Lalu, di sisi kanan gue (hampir setengah bangku stadion ditutup kain hitam)

Tuh penampakannya gitu doang, komentar pertama

Tepat pukul 5pm acara hiburan dimulai. Tikeu dan Ronal sebagai MC memandu kami untuk melakukan gerakan-gerakan yang akan dilakukan pada saat acara nanti. Selama +/- 2 jam kami dihibur beberapa artis ibu kota.

#OCAS2018 dibuka dengan penambilan Bapak Presiden yang epic! One of the best scene. Kalau lo ada di sana, teriakan suara-suara kagum sama scene tersebut menggelora deh. Ya keren aja gitu idenya, nggak disangka-sangka.

Latihan dulu gaes

Ketika acara sudah dimulai. Lampu mulai bermain (1)


Ketika acara sudah dimulai. Lampu mulai bermain (2)

Sepanjang acara gue terpesona! Semua acara pakai video mapping, lighting yang canggih, warna-warni kembang api dilangit menambah semarak. Apalagi setelah tahu gunung yang guede banget itu beratnya 600 ton, panjang 200 x 30 x 26 m dan ada 150 liter air di dalamnya, gas dan segala macemnya, wah gila sih keren! Salah satu momen paling mengharukan adalah pada saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Gue sampai bingung menjelaskannya hahaha. Degdegan, terharu, merinding, bangga, ya sebahagia itu. Suara boom kembang api, suara lonjakan yang sama menggelora dalam hati. Semua orang meneriakan INDONESIA. Yes, We are One, Indonesia! Lo pasti mengharu biru mendengar sekaligus menyaksikannya karena hal tersebut merupakan kejadian langka hari-hari ini, yakan?

Gue mulai teriak-teriak nggak jelas, di sini


Kebayang teriaknya kayak apaaaaa?

Setelah lagu Indonesia raya dinyanyikan masih banyak hiburan lain dan diakhiri dengan menyalakan api abadi Asian Games yang konon katanya tidak pernah padam sejak pertama kali dinyalakan di India. AWESOME. Dengan menyalanya api tersebut, maka pesta olah raga se-Asia ini resmi dibuka.

Ternyata kesan pertama gue sangat salah, guys. Terlihat biasa ternyata seluar biasa itu hasilnya! Gue kasih 4 jempol untuk semua tim yang terlibat. Indonesia bisa sekeren, secanggih itu! Seluruh rangkaian acara se-spektakuler itu.

Ditengah beberapa kekurangan, gue bangga dengan kebahagiaan melihat semua rangkaian acara. Bravo!

Terima kasih kalian dibalik #SuksesAsianGames. Terima kasih para atlit yang sudah berjuang, kalian hebat ❤. Biarlah karenamu, karena olahraga rasa satu Indonesia terjalin kembali. Siapa kita? INDONESIA.

fire dance

Fireworks (1)

Fireworks (2)

Fireworks (3)

Oh, by the way kata masyarakat yang datang di acara #OCAS2018 dan #CCAS2018 sama-sama luar biasa tapi beda feel. Kalau opening ceremony itu terasa lebih megah, lebih ke budaya gitu dan lebih terasa nasionalismenya. Berbeda dengan closing ceremony. Di acara tersebut lebih berasa konsernya, everybody can sing along, sangat menghibur atau celebrasi atas semua pencapaian selama pertandingan. Katanya sih. Soalnya gue nggak kebagian tiket penutupan, padahal ada Super Junior, hiks. 

Kalau menurut kamu gimana?


Jangan lupa bahagia, kawans!
Cheers