Kalau ada yang tanya, seberapa
sering kamu ingat Tuhan dalam sehari? Mungkin reaksi pertama yang akan muncul
adalah mengerutkan wajah, mulai berfikir, mengingat. Lalu mengulangnya sampai
kamu menemukan waktu ‘terakhir’ kamu mengingatnya bukan hanya karena sedang
terjepit, sesak nafas atau kesal terhadap banyak hal.
like a shadow or just a shadow?
Beberapa bulan terakhir, saya
sedang disibukkan dengan sesuatu yang menarik perhatian dalam porsi cukup
besar, berfikir keras terhadapanya, mengusahakan segala kemungkinan yang bisa terjadi
atau saya inginkan terjadi. Terdapat skenario berupa draft untuk mewujudkannya. Dan saya merasa bahagia melakukannya. Saya
suka menulis, jatuh cinta lagi dan lagi. Mengukir, saya lebih suka menyebutnya demikian.
Mengukir kisah lewat tulisan.
But I’m feel lose something, yesterday. Dunno
what? Dunno why? Pernah merasakannya?
“Yes, He is God”
Satu kalimat
yang mampir dihati saya. Melibatkan Tuhan dalam setiap detail kehidupanmu? But you don’t. Bagian terpenting tapi
hanya tersisip. Melewatkannya. Satu pribadi yang secara sadar/tidak hanya saya
sisipkan dalam rencana, mimpi yang saya ingin gapai. Oh bahkan mengingatnya disaat
butuh (saja). Lupa bahwa Dia :
Pemberi mimpi,
Rencana.
Harapan.
Pewujud.
Apa yang saya
rasakan saat bertemu jawabannya?
Crying. Relieved. Grateful. My heart feel so
full now.
Bukankah Dia
Tuhan?