Setiap
orang punya cara tersendiri menjalani hari demi hari, salah satunya dengan healing.
Hmm, healing dari apa sih? Banyak! Tahun ini tahun yang berat dimulai dari jadi pasien Rumah
Sakit, kehilangan orang yang dikasihi tanpa melihat sebelumnya, sampai jadi
pengacara a.k.a pengangguran banyak acara hmm.
Mencoba tetap waras, so gue jalan-jalan
tipis di Yogyakarta. Tanpa itinerary yang pasti, tapi bisa ketemu
tempat-tempat seru yang masih minim pengunjung, heaven!
Lokasi pertama, Lotus Mio Bangunjiwo? Kalian ada yang sudah pernah kesini belum? Gue sih jujur baru denger pas diajak kesana. Letaknya yang memang agak jauh dari kota, tepatnya di daerah Bantul. Well, tempatnya hening walaupun nggak sepi-sepi amat. Terlihat beberapa bule yang sedang menikmati makanan dan minuman. Tempat ini terdiri dari dua lantai dengan atap bambu yang tinggi. Rasa Yogya-nya dapet, rasa Bali-nya juga ada, double package.
Tepat waktu makan siang gue sampai disana, menu yang menjadi
pilihan adalah Chicken Curry ala Riau with steam rice 48K, Claypot Ayam Woku
with rice 65K, Meatlover Pizza 65K, Air mineral reffil 15K dan Teh lokal 15K. All
foods are good, dan porsinya besar loh, kuenyang pol.
Saat menikmati hidangan, hujanpun turun menambah nikmatnya
makanan dan minuman yang tersaji.
Lokasi kedua, Choccolate Monggo Cokelat Kingdom Museum Factory
Kedai & Gelato, Bantul. Mungkin tempat ini sudah tidak asing lagi bagi
kalian, namun kali ini gue mengunjungi tempat pembuatan dan museum dari coklat
Monggo yang sudah terkenal sejak lama, dengan tiket senilai 50K/orang.
Kalau udah selesai melihat-lihat isi museum, kalian bisa menikmati Gelato,
ataupun segelas coklat yang rasanya sudah diakui. Segelas es coklat 77% dipatok dengan harga 38K, Gelato Coklat 15K/scoop dan untuk kon-nya seharga 5K.
Lokasi ketiga, La Li Sa Farmer’s Village yang orang-orang sebut dengan Yogya rasa Belanda. Bener nggak ya? Mengunjungi tempat ini disiang bolong memang bikin pengen duduk-duduk cantik aja. Teriknya matahari Yogya, menghasilkan pemandangan indah di tempat ini. Tapi kalau boleh saran, waktu paling tepat berkunjung ke tempat ini adalah pagi atau sore hari.
Julukan
diatas tadi emang nggak salah. "Bantul pride" she said. Belanda rasa lokal dengan berbagai ornamen negeri kincir angin, yang walaupun terik tapi semua lahan terlihat sangat
asri dan ramah untuk kalian yang membawa anak kecil. Dengan tiket masuk seharga
25K/orang dan dapat ditukar dengan minuman es jeruk, es teh atau kopi
(tergantung ketersediaan).
One of view at La Li Sa Farmer's 2
Lokasi keempat adalah Geblek Pari mengarah ke Kulon Progo. Tempat makanan rumahan sederhana yang dilengkapi pemandangan sawah, semilir angin berhembus, ditambah bisa main sepeda listrik hanya dengan membayar 20K. Setelah lelah, kalian dapat kembali duduk sambil menyeruput es kopi suroloyo khas Geblek Pari.
By the way, tau nggak sih geblek itu apa? Memiliki bentuk dan warna putih yang mirip dengan cireng. Nah berikut ini adalah makanan dan
minuman yang dipesan selama menikmati alam di Geblek Pari yaitu Seporsi Geblek (isi 6) 7K, Pisang goreng (isi 2) 7K, Tempe mendoan
(isi 3) 7K, es serai jeruk 10K, Es kopi Suroloyo Susu 16K. Nah, untuk makanan
berat langsung ngantri dan ngambil dari dapur loh, serukan? Nasi putih/sayur
sepuasnya 10K, Telur dadar 7K, Ikan pindang 7K, Tempe Garit 3K, kerupuk 1K dan
semuanya dibayar ketika selesai makan. Disini kejujuran anda dites. Jujur nggak hayoooooo
Lokasi kelima, Kebon Ndalem Coffee & Eatery yang
terletak di depan Tugu Yogyakarta. Terdiri dari dua lantai, dimana lantai kedua
ini menjadi tempat duduk favorit karena dapat menikmati Tugu secara dekat, nice café. Kenikmatan yang hakiki merasuk jiwa raga sambil menyeruput, segelas es kopi darat
seharga 24K, Strawberry Candy Pop 36K, Pisang goreng Aroma 23K dan Chicken
Wings BBQ 33K. Wow, banyak banget menunya? Iya banyak, dinikmati sambil ngobrol
ngalor ngidul menertawai, menangisi, menertawai hidup lalu menangisi lagi, sampai diposisi sekarang gitu aja nggak kelar-kelar!
Kebon Ndalem Cafe (source google)
Belum sah ke Yogya, kalau nggak jalan-jalan sore di
Malioboro and yes I did it. Jalan-jalan sore dengan suasana Malioboro yang
lebih bersih, dan teratur sejak direnovasi pada zaman pandemi. Tentunya nggak lupa sambil mengunyah lumpia
Samijaya yang ukurannya berasa makin gede loh seharga 6K aja. Namun ciri khas
jalanan ini tetap tidak hilang, lokasi dengan penuhnya wisatawan yang sekedar
berjalan kayak gue, ada juga yang sampai kelimpungan menenteng tas belanjaan dengan berbagai
oleh-oleh khas Yogya.
Lokasi lain yang nggak lupa gue kunjungi adalah Pakuwon Mall,
Plaza Ambarukmo dan Plaza Malioboro. Kenapa sih ke Mall? Ya nggak apa-apa dong,
namanya juga jalan-jalan. Jalan terus kemana kaki ini masih bisa melangkah azegg. Kalau kalian bertanya ada apa aja di mall? Seperti mall
pada umumnya di kota-kota besar. Penasaran? Boleh dimampirin loh kalau kalian
ke Yogyakarta
Thank you Yogyakarta & you! who's never left me in the hardest time with action! selalu jadi bagian dari musim
kehidupan gue. See you soon!
Note: Semua harga adalah harga pada tanggal 10-16 Mei 2023
ya!
Cheers,
Jangan lupa Bahagia, kawans!