Setelah hiatus
beberapa tahun dari bepergian ke luar negeri, akhir 2023 kemarin Vietnam jadi
negara pembuka untuk hobi jalan-jalan gue. Kenapa Vietnam? Nggak ada alasan
khusus sih sebenarnya. Ya seru aja kali kalau berlibur kesana, selain harga
mata uang Rupiah nilainya lebih gede dibandingkan Vietnam Dong (VND) jadi
berasa orang kaya hahaha.
Liburan tipis-tipis selama 6D5N
rasa-rasannya masih terasa kurang bahkan sejak hari pertama menginjakkan kaki disana. Dari sekian banyak
kota indah dan menarik di Vietnam, Hanoi menjadi kota pertama pilihan gue.
Day1, Dec 20th 2023
Keberangkatan
dari CGK – HAN pukul 14.00 WIB menggunakan penerbangan dari VietJet Airlines. Tentu karena harganya murah alasan gue pilih airlines ini, dan waktu penerbangan yang ditawarin juga terbilang pas.
Nggak kepagian atau kesorean. Sepanjang perjalanan sekitar 4 jam, turbulence
sekitar 1 jam pertama. Eh, turbulence atau nyetirnya kek angkot ya? Hmm,
hampir nggak bisa bedain sih. Cuma kalau ada kesempatan lain, mungkin gue akan jadikan pilihan nomor kesian sih haha. Tiket pesawatnya seharga 1,3 juta
exclude bagasi ya. Karena gue bawa koper medium jadi nambah sekitar 300ribuan (IDR) untuk dapetin bagasi 20kg.
Nggak ada
perbedaan waktu antara Jakarta dengan Vietnam. Mendarat sekitar pukul 6 sore di
Bandara Noi Bai Hanoi. Bandaranya bagus, dan terlihat modern. Ah, hampir lupa
kalau gue lagi ke luar negeri, antrian imigrasi yang wajib dilewati ternyata
udah seperti ular panjang tiada akhir. Kurang lebih 1 jam gue menunggu sampai
dibukanya jalur baru dan yeayyy I’m ready to explore, Hanoi.
Pakai
transportasi apa sih di Hanoi? Gue mencoba baca beberapa reviu orang-orang
yang udah pernah liburan ke Vietnam. Hmm, Hanoi itu rasa-rasanya seperti
Indonesia tahun 70an. So oldies, padahal belum lahir juga tahun
segitu. Transportasi disana ada bus, sepeda motor yang disewa dan lucky me ke
Vietnam disaat transportasi online sudah tersedia. Yap, gue memakai G*ab selama
jalan-jalan. Sekali klik, abang supir sudah menjemput. Kalau harga jelas lebih murah yah
guys, nilai tukar VND saat itu 0,77. Tapi ya gue sih nggak bayar cash, semua
pemesanan armada transportasi di-link dengan kartu kredit dong ya biar nggak
repot.
Check in, di
Prime Hotel Hanoi sekitar pukul 20.30 malam yang gue booking via agoda.com
seharga +/- 250rb IDR permalam. Penampakan hotelnya hmm agak bikin shock sih. Judulnya
hotel *** tapi lebih mirip ke motel-lah. So,
for this hotel not recommended at all. (udah itu aja).
Strolling around at Old Quarter. Gue sengaja menginap di Old Quarter yang katanya selalu ramai di malam hari dan ada pasar malamnya. Yap, bener! Rame, crowded, klakson dimana-mana a.k.a pabalatak (just Sundanese mean it).
Semangkok Pho
pinggir jalan, jadi santapan gue malam itu (50000 VND) jangan tanya rasanya,
enak pake banget! Beda nggak sih sama Pho di Indonesia? Beda dan menikmati Pho
dari negara aslinya emang lebih nikmat. Apalagi suhu Hanoi saat itu 12°C
dengan angin yang bikin merinding, menjadi hangat dengan semangkok Pho. Kaki ini masih
semangat berjalan menyusuri ramainya Old Quarter sambil mengunyah
cemilan-cemilan yang gue jumpai sepanjang perjalanan.
Day2, Dec 21th 2023
Belum sah ke
Hanoi kalau nggak ke Halong Bay. Kali ini gue pakai jasa one day tour. Dijemput
dipenginapan sekitar pukul 8 pagi hari dan bergabung dengan sekitar 20 orang
lainnya yang sudah ada di-bus. Pesen dimana sih tix-nya? Klook seharga +/- 700rb
rupiah include transport antar jemput penginapan, makan siang + snack 2 kali +
semua tiket masuk selama di Halong Bay. Kenapa nggak sendiri aja kesananya?
Repot guys. Perjalanan sekitar 3 jam ke dermaga, lalu menyeberang lautan sekitar
2 jam lagi menggunakan kapal. Jadi, emang pakai tur adalah solusi terbaik.
Ada apa sih di Halong Bay? Banyak! Yang jelas ada lautan hahaha lalu pantai, goa, bukit yang perlu didaki sekitar 2km, goa dan banyak spot foto buat para pencari konten ;p. Selama 5 jam gue berkeliling. Lagi-lagi gue salah kostum, pake celana pendek dimana suhu saat itu mencapai 8°C, sembriwing. Konon katanya, musim dingin tahun ini sedikit terlambat dan pas gue disana baru memasuki musim dingin yang ditandai dengan angin yang cukup kencang dan nggak santai.
Tepat pukul 16.30, kapal kembali menyusuri lauran untuk kembali ke Dermaga dan dimanjakan dengan matahari terbenama. Sekitar pukul 20.30 gue minta diturunkan disalah satu supermarket, random sih lokasinya tapi nggak jauh dari Old Quarter, namanya Win Mart. Mau apa aja yang unik dan lokal ada disana. Alhasil belanja part 1 dimulai. Berjalan sambil mikir mau makan malam apa dan dimana, jatuhlah ke sebuah tempat makan yang rame banget dan menunya banyak. Duduk di kursi khas Hanoi, kursi baso yang ceper lengkap denan meja kecil-nya. Percayalah guys, hampir setiap tempat makan ya begini kursi dan mejanya.
Dari sekian banyak menu, pilihan jatuh pada Pho Nai (kalau nggak salah)
bedanya dengan Pho biasa? Katanya sih dari kuah dan irisan dagingnya. Gue bukan
penyuka babi, jadi kalau ada menu sapi sudah pasti jadi pilihannya. But
surprisingly, babi disana nggak bau babi loh. Jadi gue cukup menikmati
ketika harus berteman dengannya haha. Harga Pho-pho an disana sekitar
35000-50000 VND dengan ukuran besar, yang pasti kalau gue habisin sih gue
kenyang pake banget. Sebelum pulang, gue tutup dengan Mango sticky rice seharga
25000 VND dan rasanya menyegarkan (walapun bukan makanan asli Vietnam. Tau dong
dari mana?)
Day3, Dec 22th 2023
Beberapa jam terakhir di Hanoi, gue memutuskan untuk berkunjung ke Train Street Hanoi yang terkenal itu. Lokasinya nggak jauh dari penginapan, sekitar 10 menit berjalan kaki sudah sampai ke lokasi ini. Sampai di ‘pintu’ rel kereta api sebenarnya sudah ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang gue pikir hanya berdiri aja. Gue langsung jalan masuk aja ke rel, ehhh langsung diteriaki dong sama mereka, 'don’t go inside’. Terus ya harus gimana dong? Ternyata aturannya gue harus ikut salah satu dari mereka yang notabene adalah penjual dipinggir rel. Ada lelaki muda ceilee bahasanya, yang mengajak gue untuk ngikutin dia, dan sampailah dikiosnya yang yeayy lucu bener. Waktu menunjukkan sekitar 6.30 pagi demi bisa menikmati kopi Vietnam pas kereta api lewat hahaha, seniat itu kalau liburan.
Mie goreng ala Vietnam 20000 VND dan segelas kopi hangat 20000 VND, yang beberapa detik kemudian langsung dingin, dinikmati dengan beberapa pose foto di rel kereta api. Lucky me, sekitar 30 menit kemudian kereta api lewat dan yaa uwow sensasinya. Hanya sekitar 100 cm jaraknya antara gue dan kereta api. Uji nyali banget! Beberapa ada yang komen seperti di Malang ya? Hmm, beda deh ini kan Hanoi. Mau tau bedanya, cus terbang ke Hanoi :p.
Selesai sudah
keliling singkat di Hanoi, next ready for Da Nang.
Oia, hati-hati
scam yah guys. Beberapa kali ada aja yang menawarkan benerin Sepatu, bersihin
Sepatu etc. Langsung tolak deh, nggak usah kasian ya sama mereka. Karena
tiba-tiba nanti diminta bayaran yang guede, oh no!
Oia, Namanya
juga Old Quarter ya. Mending turunin ekspektasi deh soal kebersihan, daripada
lo nggak nikmatin hahaha. Bye bye Hanoi.
Cheers,
Jangan lupa Bahagia,
kawan!