Lets go to explore Da Nang
Day 3, Dec 22th 2023
Pukul 09.45 waktu setempat, gue
terbang dari Hanoi menuju Da Nang, terbang dengan Bamboo Airways. Well, agak diluar rencana karena tadinya mau
keliling Hanoi sampai malam hari, tapi apa daya jadwal penerbangan di-reschedule sampai 3x. Untungnya penerbangan kali ini super
smooth. Walaupun pesawat kecil, tapi oke loh take off dan landing-nya nyaris nggak
berasa. Atau karena gue super ngantuk jadi terlelap ampe nggak berasa apa-apa? Lo cukup merogok kocek 800rb IDR untuk sampai ke Da Nang dengan waktu
tempuh 1 jam aja. Murah dong?
Mendarat di
Bandara Internasional Da Nang yang tidak terlalu besar, gue langsung ambil
bagasi dan pesan taxi online menuju Hotel. Vibes kota ini agak beda dengan
Hanoi. Kalau sebelumnya berasa balik lagi ke zaman tahun 70an, nah di Da Nang
lo hidup di masa kini dengan nuansa Pantai dan laut.
Sekitar 20 menit saja, gue udah sampai di Santori by Da Nang Bay Hotel. Kali ini beneran hotel guys hahaha. Disambut dengan 1 helper dan 1 receptionist berbahasa Inggris cukup baik. Beda dengan di Hanoi, dimana warlok nggak terbiasa berbahasa Inggris, so google translate to the rescue.
Waktu menunjukan
pukul 16.00, cuaca udah mulai gelap dan sepertinya akan turun hujan. Dengan
sedikit perbincangan dengan receptionist, dia menyarankan untuk jalan-jalan
sore ke Han Market yang nggak terlalu jauh dari hotel plus banyak tempat yang bisa
memanjakan mata.
Setelah puas keliling pasar, perut gue mulai keroncongan. Kaki ini berjalan menyusuri jalan
dengan bantuan google maps, lumayan loh bisa dikit-dikit bacanya walaupun nggak secepet
itu ngertinya dan nggak kesasar, sebuah kemajuan hahaha!
Suasana di Da
Nang nggak seramai di Hanoi, waktu menunjukan pukul 19.00 tapi jalanan udah
sepi gitu. Penjual makanan pinggir jalan juga nggak sebanyak di Hanoi. Disini
lebih rapi dan bersih, gue sih happy disini hahaha. Dalam perjalanan mencari
makan malam, ada sebuah supermarket cukup besar, tapi namanya hmm lupa :p. Kalau di
Jakarta seperti Gr*nd Lucky yang menjual berbagai makanan dari berbagai negeri
dan beberapa item khas Vietnam ada disini tapi nggak ada di Win Mart. Ya gue
belanjalah yaaa, supermarket yang kalau gue cari lagi mungkin belum tentu nemu.
Dua tangan udah nenteng jinjingan dan akhirnya gue pulang ke hotel aja lalu memutuskan
pesen makanan online.
Udah lama nih
nggak makan nasi hahaha, gue pesen nasi ayam. Dimana dalam pikiran gue ya
seperti ayam geprek (halu mode on). Emang paling bener makan Pho deh, nasi
disini lebih mirip ke nasi ketan yah guys, agak nggak biasa aja plus porsi
kuli, super banyak.
Day4, Dec 23th 2023
Menginap di
hotel ini sudah termasuk sarapan yang kamu bisa pesan h-1 sebelumnya, tiap hari
ditanyain sama mba-mba receptionist mau pesan apa dan tiap hari menunya
berbeda. Makanan dan minuman yang overflow hanya kopi, teh, dan buah-buahan. Tapi
oke kok hidangan sarapan yang disajikan. Oia, disana nggak ada roti tawar kek
biasanya ya. Roti yang ada adalah yang biasa digunakan untuk Banh Mi.
Hari ini gue mau
main-main ke Ba Na Hills. Gimana sih caranya kesana? Banyak cara menuju Ba Na Hills, nah kali ini gue
pesan tix bus dan tiket Ba Na Hills via klook exclude makan siang. Kenapa? Karena
gue pikir banyak jajanan atau makanan yang bisa gue beli disana.
Jam 8 pagi, gue
sampai di meeting point tempat bus yang akan membawa ke Sun World, nama lain
dari Ba Na Hills. Setelah menjemput rombongan lainnya, sekitar pukul 9 pagi, bus melaju ditemani rintik hujan yang bikin galau. Ah iya gengs, selama beberapa hari di negara ini, gue mulai
terbiasa dengan suara klakson tet tet tet disegala situasi dan kondisi. Walaupun
di Da Nang nggak separah di Hanoi. Kalau kata pemandunya, “everybody
having no rules”.
Setelah 2 jam perjalanan, saatnya petualangan dimulai. Pose in front of Sun World is a must, walaupun penuh dengan manusia. Okelah kita lanjutkan perjalanan menuju pintu masuk. Iya pintu masuk penukaran tiket. Jalan sekitar 15 menit dari logo tadi, cukup mudah kok sampai ke pintu masuk, tinggal ikutin aja orang banyak hahaha.
Cukup banyak
petunjuk jalan dan petugas yang siap membantu selama perjalanan. Oia, salah satu
keuntungan nggak ikut dalam group tour adalah BEBAS, iya bebas lo mau jalan
dengan pace berapa, mau kemana dan ngapain dulu dan nggak tunggu-tungguan tentunya. Sesampainya dipintu penukaran tiket, antrian sudah mengular. But thanks to technology, serba online mempercepat semua proses yang harus dilalui, sat set gitu dan rapih pula dan giliran gue tap tiket masuk. Hanya 15 menit, kereta gantung siap mengantar.
Kereta gantung ini bisa diisi sampai 8 orang, tapi semua diatur oleh petugas kok berapa banyak
orang yang bisa masuk. Kebetulan dalam kereta gantung saat ini ada 6 orang. Ngeri
nggak? Ngerilahhhh! Buat gue si penakut ini. Berada pada ketinggian, lemes dan nggak berani
liat ke bawah. Tapi perjalanan yang bikin kaki gemetar ini terbayarkan dengan kerennya Ba Na Hills.
Gilakkk Vietnam bisa bikin yang kayak gini, keren!
Tiang-tiang penyangga, kereta gantung dan ada tempat wisata sekeren ini diatas bukit. Indonesia
kapan ya? Kapan-kapan keknya hahaha.
Welcome to Sun World dengan kabul tebal tapi indah. Payung dan jas hujan yang gue beli di toko seharga 80000 VND, tebal dan cukup menghangatkan tubuh. Bermodalkan peta, gue berkeliling ke tempat-tempat yang bagus banget. Sedikit sejarahnya yah guys, Vietnam dijajah oleh Bangsa Perancis dan merdeka pada tahun 1945, nah Ba Na Hills ini didirikan oleh Bangsa Perancis pada tahun 1919 yang terletak di pegunungan Trường Sơn di sebelah barat kota Da Nang, di Vietnam tengah.
Banyak tempat
yang bisa lo kunjungin disini, tapi yang wajib itu adalah Golden Bridge yang
bisa dibilang icon dari tempat wisata ini. Dikarenakan sedang musim hujan dan kabut cukup tebal jadi perlu usaha lebih untuk mendapatkan foto yang ciamik. Lebih dari 20
lokasi outdoor dan indoor yang bisa lo pilih tapi pada musim
dingin beberapa pilihan lokasi outdoor ditutup, but overall seru
loh. Semua bangunan, ruangan di desain bergaya Eropa loh. Klasik!
Sambil
menghangatkan tubuh, gue masuk ke salah satu lokasi indoor yang menyajikan
berbagai permainan seru dan kompetitif hahaha. Gue main beberapa permainan
dengan harapan mendapatkan buah tangan ehhhhh ternyata nggak dong. Jangan tanya
gue habiskan duit berapa disini, yang penting have fun hahaha.
Setelah puas
bermain dan berkeliling sambil siap-siap menuju antrian kereta gantung, gue
memutuskan membeli secangkir kopi hangat. Jangan ditanya deh, kopi Vietnam
emang juara enaknya. Nggak perlu cari yang bermerek, apapun asal kopi Vietnam
udah pasti enak.
Waktu menunjukan
pukul 16.30 dimana gue antri kereta gantung menuju pintu keluar. Supir bus
sudah menginstruksikan bahwa akan melaju pada pukul 5 sore hari. Ah iya, kalau
lo mau menikmati malam di Ba Na Hills boleh kok, dan mending sekalian menginap
di hotelnya ya, tinggal googling aja nama hotel dan rate-nya. Kereta gantung
berhenti beroperasi pada pukul 17.00 so, bukannya gue mau pulang tapi memang
harus pulang hahaha.
Eh guys, dibawah
itu cerah ceria loh nggak hujan samsek. Ya karena pada ketinggian tertentu kali
ya, makanya kabut dan hujan melanda. Masih bisa foto ditulisan Ba Na Hills loh,
walapun tetap rame ya abadikan aja sih hahaha. Lalu, gue melaju bersama
rombongan bus menuju kota Da Nang.
Jadi, sebenarnya
ada 3 meeting point menuju Ba Na Hills ini, karena masih jam 7 malam seru juga kali
ya mampir mall di Vietnam. Akhirnya gue turun di Vincom Plaza Da Nang sambil
cuci mata dan makan malam. Konon katanya beberapa brand terkenal dijual dengan
harga murah, contohnya N*ke. Hmm, murah ya tergantung tukar rate VND yang gengs.
Ada sih yang seharga 50ribu rupiah, tapi sepertinya KW super 😊,
jadi jangan terkecoh ya.
Day5, Dec 24th 2023
Strolling around Da Nang. Ngapain yah enaknya? Sudah ada beberapa tempat yang ingin dikunjungin sih, night market hahaha. Tapi nanti malam. Petualangan pagi ini dimulai dengan berkunjung ke Da Nang Cathedral. Pas banget hari minggu dan hari ini adalah Chrismast Eve. Eh tapi, nggak bawa baju proper untuk ibadah jadi numpang foto aja deh di depan Gereja bernuansa pink, unik seperti di dongeng-dongeng gitu.
Nggak mau ganggu
banyak orang yang mau beribadah, gue melanjutkan berjalan kaki di Hoi An. Nggak
ada tempat khusus lain yang pengen gue kunjungi disini. Acting like a local
aja gitu. Selama disini, gue selalu ngopi tapi paling penasaran nyicip egg
coffee yang konon katanya enak banget.
Random mencari coffee shop yang ramai pengunjung dengan sentuhan dekorasi Natal. Anfe Bakery & Drinks, sebuah café yang cukup luas dengan beratapkan langit, dan ruangan indoor yang cukup menjadi pilihan gue. Segelas kopi telor hangat seharga 40000 VND, disajikan di atas meja. Duduk di kursi kayu yang lagi-lagi berukuran minimalis. Tadi sih mau tanya kenapa ukuran kursi disini rata-rata kecil? Tapiiii, warga lokal disini nggak pandai berbahasa Inggris. Jadi gue mengurungkan niat.
Rasa dari kopi
telor ini enak banget. Tanpa susu atau creamer ataupun senisnya hanya kopi
dan telor, rasanya nggak amis dan bikin nagih. Lo wajib coba sih kalau jalan-jalan
ke Vietnam.
Puas minum kopi,
gue melanjutkan jalan kaki menyusuri jalanan Hoi An. Pagi itu nggak terlalu
ramai, mungkin karena hari minggu, atau karena rintik hujan yang mulai menemani
gue berjalan kaki. Keluar masuk toko lokal, cek ombak siapa tau ada yang bisa
dibeli. Masuk ke sebuah toko tas lokal, Miu. Lihat-lihat tanya-tanya dan memang
bagus deh. Saran gue sih, daripada beli barang brand tapi KW mending beli
barang-barang lokal dengan kualitas oke punya.
Lanjut lagi, cukup
jauh berjalan tanpa arah, dan panggilan perut memang nggak bisa ditahan. Selama di
Vietnam menunya nggak jauh dari Pho atau Banh Mi. Siang ini, gue mau makan bakar-bakaran
di Hue Ngon. Sempet agak ragu, soalnya gue mencium aroma khas yang tajam yang
cukup mengganggu. Pada beberapa tempat makan sebelumnyapun gue sempet mencium
dan mengurungkan niat makan ditempat. Semacam aroma rempah atau khas sana, jadi
agak sulit dideskripsikan.
Karena hujan
makin lebat, gue tetap makan disini dan yeayyy untung rasanya enak. Dua macam
daging untuk di-grill, sayur tumis dan semangkuk nasi. Kali ini nasinya
normal, karena nasi dalam cup kemasan yang gue baca made in Korea
hahaha. Makanan tadi seharga 250000 VND.
Memutuskan untuk
membeli lagi snack yang bisa dibawa pulang, gue memutukan ke Win Mart
(lagi) tapi kali ini di dalam Mall (lupa nama Mallnya hahaha). Kali ini Win
Mart dengan ukuran gede, dimana banyak makanan menarik yang gue beli. Yaudahlah
ya, Namanya juga jalan-jalan haha. Belanja disini menghabiskan biaya kurleb 331000 VND.
2 tempat lagi
yang ingin dikunjungi yaitu Hoi An dan Son Tra Night Market. Dalam
perjalanan ke Hoi An Night Market hujan lebat, dan ya benar aja sampai disana
lokasinya ditutup. Ya Namanya juga pasar malam dan outdoor, hujan ya tutup. Hmm,
mungkin ini tandanya gue harus balik lagi kesini one day haha.
Lanjut ke Son
Tra Night Market, berharap nggak hujan dong plis. Kali ini searah jalan pulang
ke Hotel. Sekitar 30 menit kemudian gue udah sampai dilokasi. Thanks God, cuaca
disini cerah ceria. Apa aja sih yang dijual disini? Pada umumnya pasar malam
menjual berbagi makanan, minuman dan juga pernak-pernik. Rata-rata disini
menjual berbagai seafood, ya tinggal ikutin kata hati aja mau beli di kios yang mana.
Harganya sih sekilas sama dan nggak perlu nawar yah guys. Karena hari ini hari
terakhir, gue menyusuri dari ujung ke ujung pasar malam sampai ke Dragon Bridge. Sayangnya lampu yang menghiasi naga nggak nyala semua. But Da Nang was
so good.
Jalan-jalanya udah selesai deh, gue dapat jadwal penerbangan pukul 06.00 pagi hari dari Da Nang kemudian transit di Ho Chi Minh City sekitar 4 jam lalu kembali ke
Indonesia by Vietnam Airlines seharga 2,8 juta rupiah.
Tertarik nggak
jalan-jalan ke Vietnam? Coba deh kesana, banyak hal yang nggak bisa diceritakan
tapi wajib dirasakan loh.
All Expenses/person (IDR): 9.507.012
+ Tukar ke VND 2.000.000
Cheers,
Jangan lupa Bahagia,
kawan!